Dr. M. Sidik Sisdiyano (Direktur KSKK): Perlu Sinergi untuk Mengatasi Tiga Dosa Besar Pendidikan

Pada tanggal 8 Juli 2024, Dr. M. Sidik Sisdiyanto, M.Pd., Direktur Kurikulum, Sarana, Kesiswaan, dan Kelembagaan (KSKK) Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, berkesempatan menjadi pembicara kunci dalam Webinar Nasional yang diselenggarakan oleh Rumah Kearifan. Acara ini merupakan bagian dari RK MORES (Rumah Kearifan Monthly Reflection Series) dengan tema “Tiga Dosa Besar dalam Pendidikan: Refleksi dan Antisipasi dalam Kurikulum Merdeka”.

Dalam pemaparannya, Dr. Sidik mengawali dengan menjelaskan tiga dosa besar dalam pendidikan yang telah disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim. Dosa besar tersebut mencakup kekerasan, intoleransi, dan bullying, yang masih sering terjadi di lingkungan pendidikan. Ia menekankan bahwa ketiga masalah ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Dr. Sidik juga menguraikan berbagai indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya kekerasan, intoleransi, dan bullying di sekolah. Menurutnya, penting untuk memiliki sistem pemantauan yang efektif agar setiap indikasi pelanggaran dapat segera ditangani. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan nyaman bagi siswa.

Selanjutnya, Dr. Sidik membahas kebijakan strategis yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama RI untuk mengatasi tiga dosa besar tersebut. Ia menjelaskan bahwa melalui Kurikulum Merdeka, kementerian berupaya memberikan ruang bagi pendidik untuk lebih fleksibel dalam mengajarkan nilai-nilai moderasi dan toleransi. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi berbagai bentuk pelanggaran etika di sekolah.

Dalam konteks kebijakan tersebut, Dr. Sidik menyampaikan pentingnya pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik agar mereka memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dengan baik. Menurutnya, guru harus dilengkapi dengan keterampilan yang memadai untuk mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan kekerasan dan intoleransi.

Lebih lanjut, Dr. Sidik juga menekankan perlunya kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang bersih dari kekerasan dan intoleransi. Ia percaya bahwa semua elemen masyarakat memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda untuk menjadi individu yang toleran dan menghargai perbedaan.

Di akhir presentasinya, Dr. Sidik mengajak semua peserta untuk tidak hanya sekadar mengenali masalah, tetapi juga berkontribusi aktif dalam mencari solusi. Ia berharap semua pihak dapat bersama-sama menciptakan pendidikan yang lebih baik, yang tidak hanya memfokuskan pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter siswa.

Webinar ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi para pendidik untuk lebih peka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kekerasan, intoleransi, dan bullying. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai tiga dosa besar dalam pendidikan, diharapkan para pendidik dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut.

Melalui acara ini, Rumah Kearifan menunjukkan komitmennya untuk mendukung penguatan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi, sehingga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan inklusif bagi semua siswa.

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *