Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru TK/RA, Yayasan Perguruan Al Islam Surakarta mengadakan seminar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Desember 2023 di Aula Yayasan Perguruan Al-Islam Jl. Honggowongso, Surakarta. Kegiatan ini menghadirkan narasumber hebat dan inspiratif yaitu Dr. Muqowim, M.Ag sebagai Founder Rumah Kearifan (House of Wisdom) Yogyakarta. Peserta yang hadir pada kegiatan ini berjumlah 150 orang yang terdiri dari unsur kepala sekolah, guru, karyawan, dan pengurus yayasan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Perguruan Al-Islam Surakarta yang juga dosen di Universitas Sebelas Maret (UNS) yaitu Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Melalui seminar ini dia berharap “berkarakter mulia” menjadi branding dari Perguruan Al-Islam agar menjadi rujukan bagi siapa pun, terutama orang tua, yang akan menyekolahkan putera-puterinya agar menjadi generasi yang kuat dan sehat lahir dan batin.
Sementara itu, dalam kesempatan ini, Dr. Muqowim M.Ag menyampaikan materi tentang proses pembentukan karakter sejak anak usia dini. Menurutnya, karakter manusia terbentuk di golden age yakni usia 0-6 tahun, bahkan lebih dari 80% karakter setiap orang terbentuk di usia ini. Menurut riset di Ohio University USA setiap anak di bawah usia 6 tahun mendapatkan perlakuan positif setiap hari sebanyak 32 kali, sedangkan perlakuan negatif sebanyak 432 kali. Karena itu, wajar jika Gordon Dryden dan Jeannette Vos mengatakan bahwa all children are born geniuses and we spend the first years of their life degeniusing them, setiap anak dilahirkan genius (hebat dan istimewa) dan di awal tahun kehidupan (enam tahun pertama) anak kita (pendidik dan orang tua) mengurangi kehebatan mereka.
Selain itu, Dr. Muqowim, M.Ag juga menyampaikan bahwa pendekatan Living Values Education (LVE) dalam penguatan pendidikan karakter di usia dini sangat penting. Hal ini, dapat dilakukan setidaknya dengan menerapkan lima kualitas positif yang dianugerahi oleh Allah kepada setiap orang yaitu peace (damai), love (cinta), happy (bahagia), power (daya) dan pure (ketulusan). Karena itu, kelima kualitas tersebut seharusnya dihidupkan sejak usia dini. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap orang tua dan pendidik tingkat usia dini. Untuk mewujudkan hal tersebut, misi utama pendidikan tidak hanya sekedar teaching (mengajar) tetapi touching (menyentuh).
Setelah seminar selesai Nurul Rochayati, selaku Ketua Panitia, menyampaikan rasa terima kasih dan kebahagiaannya melihat antusiasme seluruh peserta. Menurutnya, “Setelah sekian lama para guru dan kepala sekolah mengalami tekanan dan stres akibat pandemi, hari ini Kami semua mendapatkan motivasi yang luar biasa dahsyat dari Pak Muqowim. Kunci perubahan menuju ke arah yang lebih baik terutama dalam konteks karakter di tingkat anak usia dini adalah memulai dari diri sendiri khususnya para guru yang bertidak sebagai living positive model (uswatun hasanah).”