Serangkaian kegiatan untuk membahas berbagai isu aktual dengan pembicara yang kompeten teru dilakukan oleh Rumah Kearifan. Di antara tokoh yang “mampir dan berbagi” di Rumah Kearifan adalah Halili Hasan (SETARA Instutute), Budhy Munawar-Rachman (Paramadina Center for Religion and Philosophy), M. Shofan (MAARIF Institute), Ahmad Gaus (Swiss-Germany University), Sawyer Martin French (Chicago University), D. Zawawi Imron (Budayawan Madura), Taka Gani (Living Values Education Indonesia), dan Jim Baton (Peace Catalyst International). Selain tokoh-tokoh tersebut, kali ini Rumah Kearifan kedatangan tokoh yang bergerak dalam bidang perdamaian dan kesetaraan gender, yaitu M. Masykur Hasan dari AMAN Indonesia Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Bersama Masykur Hasan, Rumah Kearifan mengadakan DIKSI KITA edisi spesial dengan tema Reflective Structured Dialogue (RSD) pada tanggal 11 Juni 2023. Acara dimulai dengan pengantar singkat oleh Dr. Muqowim yang menekankan tentang pentingnya melakukan aktifitas refleksi dan dialog. Refleksi menjadi langkah penting untuk melakukan perubahan atau menemukan solusi Bersama, sebab di antara tujuan refleksi adalah mencari makna, insight atau pelajaran tentang sebuah momen di masa lalu. Bahkan, Stephen R. Covey pernah mengatakan, “Reading without reflecting is like eating without digesting”, membaca tanpa melakukan refleksi [apa yang dibaca] ibarat makan tanpa melalui proses pencernaan. Apa yang kita baca, baik secara tekstual maupun kontekstual, hanya akan menjadi tumpukan data jika tidak direfleksikan menjadi sebuah gagasan atau ide yang membuat perubahan. Ibarat makanan yang masuk ke dalam diri kita jika tidak dicerna, maka makanan tersebut tida akan menjadi energi.
Dalam konteks ini dialog merupakan salah satu cara merefleksikan berbagai hal yang terkait dengan kehidupan masyarakat majemuk agar terbangun suasana penuh kedamaian dan kenyamanan. Dialog reflektif diperlukan sebab kita menghadapi banyak perbedaan dalam masyarakat multikuktural. Jika perbedaan tersebut tidak dapat dikelola secara tepat, maka akan menimbulkan friksi, diskrepansi, dan miskomunikasi. Karena itu, berdialog dengan semua pihak yang berbeda sangat diperlukan agar banyak terjadi perjumpaan dan titik temu agar tidak muncul parasangka dan penghakiman sepihak.
Sementara itu, pada kesempatan ini Masykur Hasan menjelaskan tentang makna dan implementasi RSD yang sudah dilakukan oleh AMAN Indonesia dalam berbagai program pendampinagn di Indonesia terutama di wilayah yang rentang terjadi atau sering terjadi konflik. Secara garus besar RSD dimaknai sebagai sebuah kerangka kerja berbasis penelitian, bersifat fleksibel dan dapat dibuat untuk membuat perubahan yang lebih besar secara sistemik. RSD digunakan sebagai “alat” untuk membangun hubungan lintas perbedaan antar orang untuk mengatasi berbagai tantangan di mana mereka tinggal, bekerja, beribadah dan belajar. Dengan menggunakan RSD, banyak hal yang dapat diselesaikan akibat perbedaan dan konflik antar entitas dengan menggunakan terma, nilai dan norma mereka sendiri. Munculnya banyak persoalan yang berujung pada konflik lebih banyak disebabkan oleh perbedaan identitas, nilai dan perspektif. Dengan RSD, semua pihak yang berkonflik dapat duduk bersama untuk berbagi secara jujur, dari hati ke hati dan atas dasar saling percaya.
Lebih jauh, Masykur menegaskan bahwa dengan RSD bukan berarti dan tidak selalu semua pihak yang berkonflik harus berakhir dengan kesatuan perspektif, namun setidaknya semua pihak memahami mengapa terjadi konflik. Dengan duduk bareng mereka saling memahami argument dan, bahkan, perasaan mereka. Karena itu, boleh jadi setelah dialog selesai mereka tetap dalam perbedaan, akan tetapi hal tersebut menjadikan mereka saling menghargai dan memahami posisi masing-masing. Ada sebuah istilah untuk hal ini yang pernah dilontarkan oleh Mukti Ali, yaitu “agree in disagreement”, artinya sepakat dalam ketidaksepakatan. Dengan RSD, semua peserta diskusi yang hadir di Rumah Kearifan lebih mengerti tentang salah satu pendekatan penting yang, dalam banyak hal, telah terbukti untuk mengatasi perbedaan.