Kamis, 5 Agustus 2021-8:13.00 WIB
Pada hari keempat, 5 Agustus 2021, SC Moderasi Beragama Lintas Iman berkaitan dengan nilai kesetaraan dari perspektif Islam dan Kristen. Nilai kesetaraan dalam perspektif Islam dipaparkan oleh Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, M.Pd, M.A (Ketua Prodi Sosiologi Agama FUPI UIN Sunan Kalijaga), sedangkan perspektif Kristen disampaikan oleh Dr. Andreas Jonathan, M.Div. (Kepala PSAP UKRIM dan Pembina YPIC).
Menurut Bu Nia, demikian nama panggilan dari Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, nilai kesetaraan dalam perspektif Islam disebut juga dengan musawwah. Menurutnya, kesetaraan dapat diartikan dengan persamaan kedudukan, persamaan tingkatan dan sederajat (tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah). Dia berpendapat bahwa ketika kesetaraan dalam masyarakat yang beragama sudah ditegakkan maka kerja sama akan mudah dilakukan.
Dosen UIN Sunan Kalijaga lulusan ICRS tersebut juga menyampaikan bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi nilai kesetaraan terhadap sesama manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 13, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”. Menurut ayat ini, tinggi rendahnya kualitas manusia ditentukan oleh kadar ketakwaan dan akhlaq al-karimah.
Sementara itu, dalam perspektif Kristen, nilai kesetaraan juga menjadi bagian penting dalam beragama. Hal ini disampaikan oleh Dr. Andreas Jonathan (biasa dipanggil Pak Anjo) bahwa kesetaraan adalah persamaan derajat (semua manusia setara di hadapan Sang Pencipta). Dia mengutip Torah, KEJADIAN 1: 26-27, di mana Allah berfirman, “Kami hendak menjadikan manusia menurut citra kami, sebagai cerminan kami.” Kepala Pusat Studi Agama dan Perdamaian (PSAP) UKRIM tersebut menyimpulkan bahwa Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan. Selain itu, nilai kesetaraan juga tercantum dalam Hukum Kasih (INJIL, MATIUS 22: 39), “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
Berdasarkan pemaparan kedua pembicara di atas, nilai kesetaraan harus selalu dihidupkan dan menjadi pegangan dalam kehidupan sehar-hari agar tidak muncul sikap mendiskriminasi pihak lain yang berbeda, baik dari agama, gender, ras, maupun golongn. Pada hakikatnya, semua manusia itu sama di hadapan Sang Pencipta, yang membedakan satu orang dengan yang lain adalah derajat ketaqwaan. Oleh karena itu, melalui SC Moderasi Beragama Lintas Iman diharapkan para peserta, baik dari mahasiswa Islam (UIN Sunan Kalijaga) dan Kristen (Universitas Kristen Imanuel), dapat menjadi agen penggerak perubahan dengan menghidupkan nilai-nilai universal antar umat beragama terutama nilai kesetaraan.