Pada hari Rabu, 5 Juli 2023, Tim Perubahan MINUHA Blitar yang dipimpin langsung oleh Kepala Madasah, Bapak M. Sholihin, mendesain mimpi-mimpi perubahan lembaga di Rumah Kearifan. Kegiatan ini dilakukan setelah seluruh tim yang beranggotakan enam orang (Bapak Deni, Ibu Anis, Ibu Devi, Ibu Indri, Ibu Wahyu dan Ibu Nurul) melakukan kunjungan studi banding untuk “benchmarking” lembaga di Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta dan SD Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul pada hari sebelumnya, Selasa, 4 Juli 2023. Setelah belajar terkait esensi dan implementasi Kurikulum Merdeka di dua lembaga tersebut, Tim Perubahan merefleksikan berbagai hal yang dapat diterapkan di MINUHA.
Aktifitas refleksi di Rumah Kearifan difasilitasi secara langsung oleh Bapak Dr. Muqowim, M.Ag., sebagai founder dan pakar pendidikan, dan Ibu Ziadatul Husnah, M.Pd., selaku Direktur Rumah Kearifan dan konsultan pendidikan. Pada kesempatan ini Bapak Dr. Muqowim menegaskan bahwa semua hal yang telah dipelajari di dua lembaga tersebut harus dijadikan inspirasi dan dikontekstualisasikan di MINUHA. Hal ini membutuhkan kemampuan berpikir reflektif, komitmen yang kuat, tindakan yang nyata, terus diulang-ulang, dibiasakan terus sehingga akhirnya menjadi karakter unik dari MINUHA itu sendiri. Dalam proses perubahan, hal terpenting yang harus dilakukan adalah mengubah paradigma terkait dengan hakikat manusia, esensi pendidikan, dan makna Kurikulum Merdeka. Ketiganya menjadi pijakan dalam mendesain proses perubahan yang dimulai dari aspek kebijakan (policy), kegiatan (program), kualitas SDM (personnel), dan implementasi (practice).
Sementara itu, Ibu Zia menekankan pentingnya bagi Tim Perubahan MINUHA untuk mengambil inspirasi dan nilai dari dua lembaga yang telah dikunjungi agar dapat diterapkan di MINUHA sebab bagaimanapun konteks SALAM dan Al Mujahidin berbeda dengan madrasah di Blitar. Selain itu, untuk lebih memudahkan Tim dalam mendesain perubahan, Ibu Zia memberikan gambaran terkait apa yang sudah dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 9 Bantul (MASEMBA) khususnya terkait dengan alur perubahan dalam setahun ke depan yang dituangkan dalam bentuk dokumen. Sejauh ini MASEMBA merupakan salah satu madrasah yang menjalin kerja sama dengan Rumah Kearifan dalam mewujudkan Madrasah Ramah Anak (RMA). Dengan inspirasi dari MASEMBA tersebut Tim Perubahan MINUHA kemudian mulai bekerja merumuskan rencana perubahan.
Paling tidak ada lima poin yang dibahas secara intensif oleh Tim MINUHA yaitu paradigma, kebijakan, program, SDM, dan implementasi. Terkait dengan paradigma, Tim berusaha melakukan REBRANDING dengan menjabarkan tiga “core values” (mandiri, kreatif dan ramah) dalam bentuk indikator yang lebih operasional. Selain menjabarkan nilai-nilai inti, Tim juga menyusun draf visi baru yang disertai dengan perumusan misi dan tujuan yang akan diraih MINUHA di masa mendatang. Untuk memperkuat paradigma “MINUHA REBORN” tersebut, Tim melakukan analisis kelembagaan dengan model SWOT (strengths, weaknesses, opportunity dan threat). Dengan analisis ini, perubahan yang akan dilakukan lebih konkret dan kontekstual dan berbasis data, bukan formalism dan rutinitas yang cenderung dilakukan model “copy-paste”.
Setelah fokus pada aspek paradigma, perubahan kemudian diarahkan pada aspek kebijakan berbasis nilai-nilai inti (mandiri, kreatif dan ramah) yang telah dipilih. Kebijakan baru ini dibuat sebagai manifestasi arah baru MINUHA dengan “rebranding” baru. Kebijakan baru ini antara lain berkaitan dengan implementasi Kurikulum Merdeka, pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan, penguatan karakter peserta didik yang mandiri, kreatif dan ramah, sinergi antara madrasah, keluarga dan masyarakat, jaringan dan kerja sama dengan lembaga lain yang relevan dengan nilai-nilai inti MINUHA, dan berbagai pendekatan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan mimpi-mimpi baru madrasah. Setelah kebijakan madrasah berbasis nilai-nilai inti dibuat, Tim kemudian mendesain berbagai program yang dapat mewujudkan mimpi perubahan MINUHA baik terkait program guru, orangtua, maupun peserta didik. Dari semua program yang ada, yang paling utama adalah implementasi KURMER yang unik di MINUHA.
Setelah bekerja dengan penuh semangat dan kolaboratif, akhirnya Tim Perubahan MINUHA berhasil membuat draf perubahan yang siap dibahas dan difinalisasi lebih lanjut dalam RAKER yang akan dilakukan segera oleh MINUHA. Melalui RAKER ini, Tim Perubahan akan mengkomunikasikan semua rencana perubahan sekaligus mencari masukan dari semua pemangku kepentingan madrasah agar perubahan ddapat dilakukan secara cepat dengan dukungan dari semua stakeholder. Dengan keberhasilan penyusunan draf perubahan ini, Bapak Sholihin, sebagai Ketua Tim, merasa seperti terlahir kembali untuk mewujudkan MINUHA meraih keberhasilan dan masa keemasan sehingga menjadi rujukan madrasah di Indonesia dalam bidang kemandirian, kreatifitas dan keramahan. Bapak Sholihin, mewakili Tim MINUHA, merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Rumah Kearifan yang telah berkenan mendampingi madrasah dalam proses membangun kesadaran baru, membangun branding baru dan mendesain perubahan madrasah sehingga semua tahapan dapat dilakukan lebih konkret dan applicable.