Perjuangan Mengubah Mindset [3]

Dr. Muqowim, M. Ag.
Rumah Kearifan (House of Wisdom)

Mengubah Watak Tidak Secepat Mengubah Watuk
Berdasarkan dua testimoni di atas ada beberapa inspirasi yang dapat diperoleh. Mengubah mindset memerlukan waktu yang cukup panjang, terlebih mindset tersebut merupakan akumulasi dari pengetahuan dan pengalaman yang terjadi puluhan tahun sebelumnya. Mengajar dianggap sebagai kerja profesi yang berjalan secara formal-administratif, karena itu kehilangan ruh dan spiritualitas dari pendidikan itu sendiri. LVE adalah salah satu pendekatan yang berupaya mengembalikan pendidikan pada ruhnya yaitu menjadikan manusia sebagai individu berkarakter. The heart of education is education of the heart. Inti dari pendidikan adalah pendidikan hati dan dari hati. Sejauh ini banyak praktik pendidikan yang hanya sebatas mengisi bejana kosong, yakni hanya transfer of knowledge, sementara transfer of values-nya terabaikan. Akibat dalam jangka panjang dari proses tersebut adalah manusia hanya mengetahui banyak hal, tetapi praktik dan penghayatannya masih jauh. 

“Inti dari pendidikan adalah pendidikan hati dan dari hati.”

Dr. Muqowim, M. Ag.

Pendidikan seharusnya dimulai dengan penuh kesadaran, terutama kesadaran nilai, sebab semua ekspresi manusia merupakan cermin dari kesadaran nilai yang dimiliki.  Pendidikan hakikatnya merupakan proses transformasi mengubah hati menjadi lebih positif. Setiap orang mempunyai kualitas positif ketika diciptakan oleh Allah yaitu punya kualitas kedamaian, cinta, bahagia, berdaya dan tulus. Tugas utama pendidikan adalah menghidupkan kualitas tersebut, bukan perlu menanamkan dari luar. Seorang pendidik harus mampu melakukan touching the heart, menyentuh hati, bukan teaching, mengajar secara kognitif. Karena itu, seorang guru seharusnya mulai menghidupkan kualitas positif tersebut dalam dirinya agar dia menjadi positive energy generator. Jika hal ini dapat dilakukan maka dia dapat menjadi positive energy transmitter, menebarkan energi positif ke lingkungan sekitar, di mana pun dia berada. Hal ini hanya dapat dilakukan jika guru melakukan self-transforming dan mempraktikkan kualitas positif dalam kehidupan sehari-hari. Manurut Alvin Toffler, proses perubahan mindset dapat dilakukan dengan melalui tiga tahapan yaitu learning, unlearning dan relearning. Learning artinya mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman sebanyak-banyaknya. Hanya saja, pengalaman dan pengetahuan tersebut perlu direfleksikan atau didekonstruksi. Ini merupakan proses unlearning, tujuannya adalah mengambil nilai atau inspirasi dari pengalaman dan pengetahuan tersebut. Setelah kita mampu mengambil inspirasi atau nilai dari pengalaman dan pengetahuan tersebut, maka kita harus merekonstruksi masa depan secara positif dengan menggunakan inspirasi tersebut. Karena itu, relearning adalah proses rekonstruksi atau memperbaiki agar masa depan lebih cerah.  Ketiga proses tersebut perlu dilakukan secara integratif dan berkelanjutan, sebab mengubah kebiasaan yang sudah lama tertanam dalam jiwa memerlukan proses panjang. Perlu konsisten dan persisten untuk menjadi diri yang lebih berkarakter. Yang jelas kebiasaan baru dapat diubah dengan mengubah paradigma. Perubahan paradigma ini kemudian disertai dengan komitmen kuat melalui tindakan yang diulang-ulang.

Artikel ini telah diterbitkan dalam buku yang berjudul “Anak Istimewa

Memulai lagi baca dari awal “Perjuangan Mengubah Mindset

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →