REFLEKSI DAN ANTISIPASI LEMBAGA PENDIDIKAN MENJELANG TAHUN AJARAN BARU

Selasa, 13 Juni 2024 Rumah Kearifan-House of Wisdom mengadakan Webinar PREVIEW (Pause, Reflect and Engage to Review Wisdom) Edisi Spesial ke 6, bersama dua narasumber yaitu H. Ahmad Faridi, S.H.I. (Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Tengah) dan Dr. Muqowim, M.Ag. (Konsultan Pendidikan dan Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). PREVIEW Edisi Spesial ke 6 kali ini dipandu langsung oleh Ziadatul Husnah selaku Direktur Rumah Kearifan-House of Wisdom.


Peserta dalam kegiatan ini didominasi para praktisi pendidikan diantaranya para guru, kepala madrasah, pengawas madrasah, mahasiswa S1, S2 maupun S3 dari berbagai daerah di Indonesia. Tak ketinggalan juga para pemerhati pendidikan juga ikut serta aktif menjadi peserta. Momen yang sangat tepat jika PREVIEW kali ini mengangkat tema tentang “Menyambut Tahun Ajaran Baru: Refleksi, dan Antisipasi Lembaga Pendidikan”, karena bulan Juni adalah waktu yang sangat menentukan rencana sebuah Lembaga pendidikan dalam menentukan Branding atau program-program serta kebijakan dalam satu tahun kedepan. Tentunya selain mempersiapkan perekrutan siswa baru yang biasa disebut PPDB.


Sisi lain yang menarik dalam diskusi ini adalah terkait dinamika dalam Lembaga Pendidikan dalam menyikapi fenomena pergantian kurikulum yang menjadikan para stakeholder masih belum siap akan perubahan yang begitu cepat dan signifikan. Hal tersebut menjadi sebuah problem besar karena mempengaruhi kinerja guru menjadi kurang maksimal dan berimbas pada proses pembelajaran bersama siswa. Hal tersebut diperkuat oleh Bapak Ahmad Faridi yang mengatakan bahwa “Ruh Madrasah terletak pada Guru”. Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa perhatian Bapak Faridi dalam mengemban amanah sebagai Kabid PendMa sampai dalam taraf eksekusi paling bawah dalam dunia pendidikan, yaitu guru. Salah satu komitmen beliau dalam menjaga kualitas pendidikan yaitu dengan mengaktifkan forum MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) untuk memberikan kesempatan para guru mengembangkan keprofesionalitasannya agar tercipta guru pro-aktif, kreatif dan inovatif.


Bapak Muqowim selaku narasumber kedua juga memperkuat dari pernyataan Bapak Faridi bahwa menuju Sekolah masa depan (School of the Future) perlu adanya refleksi, aksi dan antisipasi. Munculnya the power of awarness (kekuatan akan kesadaran) juga sangat penting untuk dikembangkan karena kunci dari perubahan itu harus diawali dari level paradigm, policy, programme, personnel, sampai pada level practice. Lembaga perlu adanya refleksi terkait hal tersebut salah satunya dengan membuat Branding yang lebih mengedepankan core values (nilai inti). Beliau juga mengutip dari bukunya Stephen R. Covey tentang “The leader in Me” tentang Tujuh Kebiasaan yang dibutuhkan oleh para steakholder antara lain proaktif, goalsetting, priority, win-win, respecting, synergy, dan kaizen.


Antusias peserta sangat terlihat ketika bu Zia selaku Fasilitator dalam agenda ini membuka sesi diskusi. Terdapat beberapa pertanyaan yang muncul baik disampaikan secara langsung melalui raise hand atau menuliskan di room chat zoom. Salah satu pertanyaan yang menarik adalah Bagaimana sebuah Madrasah swasta meyakinkan diri bahwa madrasahnya bisa menjadi Lembaga yang unggul dan keren, kita harus memulainya dari mana.


Menanggapi pertanyaan tersebut, Bapak Faridi merespon bahwa guru mempunyai kewajiban terkait perkembangan kompetensi, adanya kemauan dan kreativitas dari masing-masing guru serta setiap Madrasah dibebaskan untuk membranding lembaga agar masyarakat lebih tertarik. Beliau berkata “Madrasah ada selama bumi ini ada dan adanya kemauan untuk menyesuaikan dengan perkembangan pendidikan”. Bapak Muqowim meyempurnakan dari respon sebelumnya bahwa Inti perubahan adalah konsisten. Kemudian, tidak hanya siswa yang perlu berubah tetapi peran orang tua dan Lembaga pendidikan juga sangat dibutuhkan. Dengan demikian, Madrasah perlu adanya pikiran terbuka, mau mendengar dan hati terbuka.


Akhir dari diskusi ini, Bu Zia menyampaikan dan mengingatkan kembali bahwa kegiatan ini bagian dari untuk Pause, Reflect and Engage sejenak untuk menjadikan kita lebih sadar lagi akan pentingnya proses internalisasi menjadi diri yang lebih baik terutama bagi para steakholder pendidikan yang menjadi tonggak akan nasib anak bangsa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *