Pada tanggal 30 Desember 2023, Rumah Kearifan (House of Wisdom) menyelenggarakan acara tahunan perdana bertajuk “The First Annual Wisdom Reflection” secara daring melalui platform Zoom. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Dr. Muqowim selaku Founder Rumah Kearifan. Dalam sambutannya, Dr. Muqowim menyampaikan bahwa refleksi kebijaksanaan menjadi sangat penting di tengah dinamika perubahan yang begitu cepat di era disruptif saat ini.
Selanjutnya, Ziadatul Husnah, M.Pd., Direktur Rumah Kearifan, bertindak sebagai moderator dalam kegiatan ini. Beliau memperkenalkan pembicara utama, yaitu Prof. Dr. Syamsul Arifin, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, dengan tema “Bersikap Arif di Era Disruptif!”
Dalam paparannya, Prof. Dr. Syamsul Arifin menekankan pentingnya sikap arif dalam menghadapi tantangan era disruptif. Beliau memaparkan bahwa kearifan lokal dan nilai-nilai spiritual menjadi fondasi yang penting bagi individu maupun lembaga untuk beradaptasi dan bertahan di tengah perubahan yang cepat.
Salah satu aspek penting yang dibahas oleh Prof. Dr. Syamsul Arifin adalah pentingnya membangun ketahanan mental dan spiritual. Beliau menekankan bahwa kemampuan untuk tetap tenang, berpikir jernih, dan mengambil keputusan bijak di tengah tekanan merupakan kunci keberhasilan dalam era disruptif.
Selanjutnya, Prof. Dr. Syamsul Arifin juga menyoroti peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kearifan. Beliau menekankan bahwa lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya kompeten secara intelektual, namun juga memiliki kecerdasan spiritual dan sikap arif dalam menghadapi tantangan zaman.
Pada sesi tanya jawab, peserta webinar dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait upaya menumbuhkan sikap arif di tengah era disruptif. Prof. Dr. Syamsul Arifin menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan bijaksana dan memberikan saran-saran praktis yang dapat diterapkan.
Salah satu isu menarik yang diangkat adalah bagaimana lembaga pendidikan dapat berperan dalam memfasilitasi proses refleksi kebijaksanaan bagi warga sekolah. Dalam hal ini, Prof. Dr. Syamsul Arifin menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan budaya organisasi yang mendukung praktik-praktik kebijaksanaan.
Sebagai penutup, Prof. Dr. Syamsul Arifin menegaskan bahwa bersikap arif di era disruptif merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap individu dan lembaga. Beliau berharap agar kegiatan “The First Annual Wisdom Reflection” ini dapat menginspirasi para peserta untuk terus mengembangkan kapasitas diri dan menciptakan lingkungan yang mendukung praktik-praktik kebijaksanaan.