Membaca COVID-19 Sebagai Ayat Kauniyah [2]

Membaca Ayat COVID-19
Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit adalah COVID-19. Lebih lanjut WHO menjelaskan bahwa COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus  yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019 lalu.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Di antara pasien ada yang mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala tersebut biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Di antara pasien lain yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan masih merasa sehat. Sekitar 80% orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dan 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernafas. Orang-orang yang lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, mempunyai kemungkinan mengalami sakit lebih serius.

COVID-19 dapat menular dari orang ke orang terutama melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan nafas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan berbagai permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau ermukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, kemungkinan besar terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau nafas orang yang terjangkit COVID-19. Karena itu, untuk meminimalisir penularan COVID-19 kita perlu menjaga jarak antar orang minimal 1 meter. Istilah yang dikenal dalam konteks ini adalah social distancing dan physical distancing.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar kita tidak tertular COVID-19. Pertama, kita perlu mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptic berbahan dasar alkohol. Kedua, menjaga jarak paling tidak satu meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Ketiga, kita perlu menahan diri dari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ke mata, hidung dan mulut sebab ketiga tempat ini menjadi titik masuk virus. Keempat, kita perlu menerapkan etika ketika sedang batuk dan bersin yakni dengan menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu dan segera membuangnya ke sampah. Kelima, tetap tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika tetap keluar rumah, sebisa mungkin hindari kerumunan orang. Keenam, kita perlu menggunakan masker ketika keluar rumah. Dari gambaran tentang COVID-19 di atas dapat kita pahami betapa dampak dari jenis virus ini sangat dahsyat. Bahkan virus ini telah mempengaruhi semua aspek kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya, hukum, dan agama di seluruh dunia. Lebih dari 200 negara terkena wabah ini. Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara adidaya dan sangat ketat dalam menjaga kesehatan tidak berdaya menghadapi jenis virus ini. Lebih dari satu setengah juta penduduknya dinyatakan positif terinfeksi dan lebih dari 100 ribu orang di antarnya meninggal dunia. Dengan ayat kauniyyah berupa COVID-19 tersebut, Allah seakan memberikan warning terhadap semua umat manusia. Jika meminjam istilah dari Klaus Schwab, salah seorang penggagas dari Revolusi Industri 4.0, dengan adanya wabah ini, saat kita menggunakan asset terpenting yang selama ini jarang digunakan, yaitu time to pause, time to reflect, dan time to engage in meaningful conversation. Dengan wabah ini, saatnya kita semua melakukan jeda dari semua jenis kesibukan. Saatnya merefleksikan semua yang pernah kita lakukan. COVID-19 mengingatkan pentingnya merenungkan makna hidup, orientasi kehidupan, dan banyak hal lain seperti makna beragama, ruh pendidikan, dan esensi dari komunikasi antar orang. Wabah ini juga menuntut kita semua untuk membuat langkah baru yang lebih positif di masa depan.

“COVID-19 mengingatkan pentingnya merenungkan makna hidup, orientasi kehidupan, dan banyak hal lain seperti makna beragama, ruh pendidikan, dan esensi dari komunikasi antar orang. ”

Dr. Muqowim, M. Ag.

Melanjutkan membaca “Mengisi Hal Positif di Tengah Pandemi

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *