Mimpi Pendidikan OECD 2030 dan Membumikan Nilai Rahmatan Lil-‘Alamin dalam Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI) [12]

Dr. Muqowim, M. Ag.
Rumah Kearifan (House of Wisdom)

Pramuka dan Olah Raga sebagai Ekspresi Jiwa Positif
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang paling diminati peserta didik adalah kepanduan atau yang disebut dengan PRAMUKA, Praja Muda Karana. Beragam kegiatan ditawarkan melalui program ini seperti perkemahan, baris-berbaris, mencari jejak, tali-temali, dan jurit malam. Semua aktifitas ini boleh jadi sekedar aktifitas fisik yang tanpa makna jika tidak dilandasi oleh spirit integratif. Spirit integratif menjadikan semua tindakan, ucapan dan pikiran dilandasi oleh jiwa positif. Sebelum melangkah setiap orang dihadapkan pada dua pilihan, positif dan negatif. Bukankah Allah Swt telah berfirman, “fa-alhamaha fujuraha wa-taqwaha, qad-aflaha man-zakkaha, waqad-khaba man-dassaha”, apakah langkah kita dilandasi untuk membersihkan jiwa ataukah mengotori jiwa. Berbahagialah kita yang memilih pembersihan jiwa daripada mengotorinya. Semua aktifitas yang didesain dalam program kepramukaan juga demikian. Seharusnya semua kegiatan dalam kepramukaan seharusnya dilandasi untuk membersihkan jiwa agar lebih positif. Hal yang sama juga seharusnya dilakukan dalam olah raga.

Olah raga yang dilakukan di madrasah seharusnya bukan sekedar menggerak-gerakkan anggota tubuh, sebab jika ini yang terjadi hanya akan mendapatkan capek semata. Gerkan tubuh seharusnya merupakan ekspresi pikiran dan jiwa sehingga ketika tubuh, pikiran dan jiwa terpadu dalam sebuah gerakan akan berdampak positif kepada tiap peserta didik. Seharusnya setiap peserta didik dibiasakan dengan kualitas jiwa yang positif seperti damai, cinta, bahagia, kuat, dan murni. Ketika pikiran dan jiwa penuh dengan kedamaian, misalnya, maka semua gerakan tubuh juga penuh kedamaian dan memberikan efek damai bagi sekitar. Ketika jiwa sedang bahagia, maka semua gerak juga penuh kebahagiaan, rileks, dan memberikan kebahagiaan bagi sekitar. Pembelajaran olah raga di MI seharusnya didasari oleh kualitas jiwa yang positi sehingga akan membentuk generasi masa depan yang juga positif. Ekspresi semua anggota tubuh dan panca indera kita hakikatnya merupakan manifestasi dari kualitas pikiran dan jiwa. Karena itu, pepatah “men sana incorpore sano”, jiwa yang sehat terdapat pada tubuh yang sehat sebenarnya kurang tepat, sebab tubuh dan semua ekspresinya sebenarnya merupakan cermin dari jiwa seseorang. Karena itu, yang perlu diperbaiki adalah jiwa terlebih dahulu.

“Ketika pikiran dan jiwa penuh dengan kedamaian, maka semua gerakan tubuh juga penuh kedamaian dan memberikan efek damai bagi sekitar. ”

Dr. Muqowim, M. Ag.

Melanjutkan membaca “Penutup

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →