Connecting the Dots
Pelajaran penting yang dapat diperoleh dari pengalaman di atas antara lain banyak aktifitas yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama. Hanya saja, antara satu aktifitas satu dengan aktifitas yang lain tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya seperti narasumber atau pendanaan. Hal ini dapat diatasi dengan adanya komunikasi antar penyelenggara. Tidak semua aktifitas harus mengeluarkan sumber daya dan sumber dana yang besar jika ada komunikasi dengan berbagai pihak yang mempunyai tujuan yang sama. Karena salah satu kunci adanya komunikasi adalah keterbukaan (openness). selain itu, komunikasi dapat berjalan dengan baik jika ada penghargaan (respect) antara satu pihak dengan pihak lainnya. Di samping penghargaan, komunikasi juga mensyaratkan empati (empathy), media yang tepat (audible), kejelasan isi komunikasi (clarity), dan rendah hati (humble). Empati artinya memahami dan menempatkan posisi kita pada posisi pihak lain. Audible artinya pentingnya menggunakan pendekatan dan metode yang tepat. Clarity artinya harus ada kejelasan tentang apa yang akan dikomunikasikan. Sedangkan humble berarti sikap rendah hati, meskipun boleh jadi kita lebih baik dari patner kita.
Pelajaran penting yang lain adalah the power of sinergy. Sinergi berbeda dengan kompromi. Jika kompromi lebih bersifat transaksional, hitung-hitungan untung dan rugi, paradigma wani mbayar piro, dan ada pihak yang merasa dikalahkan, sedangkan sinergi lebih menekankan dimensi kelebihan dan positif semua pihak yang terlibat. Jika dalam kompromi yang dilihat dari pihak lawan adalah kelemahan, maka dalam sinergi yang ditekankan adalah kelebihan. Boleh jadi selama ini kita merasa banyak kelemahan, namun dengan adanya sinergi beberapa hal yang kita sebut sebagai kelemahan tersebut berubah menjadi kelebihan. Karena itu, jika dalam kompromi satu ditambah satu boleh jadi hasilnya dua, satu setengah atau bahkan hanya satu, maka dalam sinergi satu ditambah satu bisa menjadi sepuluh atau bahkan lebih. Di dalam sinergi terjadi proses penggabungan energi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan tujuan yang awalnya tidak mungkin menjadi mungkin dilakukan. Dalam sinergi, kata “impossible” dibaca dengan “I’m possible”.
Poin penting yang dapat diambil dari pengalaman di atas adalah pentingnya menekankan nilai atau karakter. Nilai atau karakter lebih menekankan aspek ruh dan spiritualitas. Hal ini menuntut adanya kesadaran jiwa (soul consciousness), bukan kesadaran raga (body consciousness). Orang yang lebih menekankan pada kesadaran jiwa akan terhubung (connected) dengan semua pihak, sebab yang dilihat adalah aspek manfaat atau spirit, bukan dimensi lampiran atau baju. Orang yang lebih menekankan pada dimensi eksternal ketika berkomunikasi dengan pihak lain akan terhambat oleh kepentingan egonya. Akibat dari penekanan pada ranah penampakan (appearance) akan muncul prasangka, ketegangan dan konflik. Sementara itu, jika yang ditekankan adalah aspek internal dari pihak lain yang berbeda, maka akan terkoneksi. Karena itu, dalam konteks masyarakat yang majemuk kita perlu lebih mencari aspek persamaan daripada perbedaan. Semakin banyak titik persamaan yang kita temukan dengan pihak lain akan semakin terhubung. Sebaliknya, semakin banyak titik perbedaan yang kita temukan pada pihak lain, maka akan semakin jauh dan terpisah. Setiap orang mempunyai ‘urf (kebiasaan) yang pasti berbeda, karena itu kita perlu lita’arafu, saling mengenal ‘urf (kebiasaan) pihak lain sehingga menemukan banyak titik kesamaan. Ini yang disebut dengan connecting the dots, menghubungkan banyak titik.
“Nilai atau karakter lebih menekankan aspek ruh dan spiritualitas.”
Dr. Muqowim, M. Ag.