Kamis, 5 Agustus 2021-8:13.00 WIB
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” Kutipan ayat 2 surat Al-Maidah ini disampaikan oleh Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, M.Pd, M.A terkait dengan nilai kerjasama dalam moderasi beragama dalam perspektif Islam. Ketua Laboratorium Studi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan bahwa kerjasama antar umat beragama diperlukan untuk konteks muamalah.
Berdasarkan ayat tersebut, dia menegaskan bahwa kerjasama yang dapat membawa kebaikan diperlukan untuk mengatasi dan tantangan bersama umat beragama seperti penanggulangan bencana dan kemiskinan. Dalam konteks kebangsaan yang majemuk kerjasama antar umat beragama ini diperlukan untuk mengatasi persoalan secara bersama. Berbagai program bersama perlu ditekankan agar nilai-nilai agama yang universal, terutama kerjasama, dapat diimplementasikan secara konkret, bukan bersifat diskursif.

Tidak jauh berbeda dengan perspektif Islam yang disampaikan oleh Ibu Nia di atas, menurut ajaran Kristen manusia sangat dianjurkan untuk bekerja sama dengan umat beragama lain. Hal ini disampaikan oleh Iman Pasu Purba, M.H. (Dosen HTN Fakultas Ilmu Sosial dan Hukun UNESA). Dia menyampaikan bahwa kerja sama (seagama atau lintas agama) adalah bentuk dari ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Kitab, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”. (Kejadian 2:18).

Berdasarkan uraian singkat di atas, ajaran Islam dan Kristen pada dasarnya mengajarkan tentang pentingnya nilai kerjasama antar sesama manusia. Ajaran Islam dan Kristen sama-sama sangat mejunjung tinggi nilai kerjasama antar umat manusia khususnya antar pemeluk agama yang berbeda. Kedua narasumber dalam sesi ini mendorong setiap peserta agar mempelopori nilai kerjasama antar umat beragama di lingkungan mereka masing-masing.