Halili Hasan (Direktur Riset SETARA Institute): Menulis itu Proses Aktualisasi Diri

Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa jika kita ingin dikenang sepanjang sejarah maka menulislah. Tentu saja, tulisan yang pantas dikenang adalah yang menginspirasi dan mencerahkan sehingga mampu membawa perubahan bagi pembacanya. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita bisa menghasilkan tulisan yang menginspirasi tersebut? Jangankan menghasilkan tulisan yang mencerahkan, untuk sekedar menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan saja masih menjadi persoalan bagi kebanyakan orang. Bertolak dari kegelisahan tersebut, Rumah Kearifan mengadakan diskusi terkait model kepenulisan yang mampu menghasilkan tulisan yang menginspirasi.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2023 dengan menghadirkan salah seorang penulis yang produktif yaitu Halili Hasan, M.A. (Direktur Riset SETARA Institute Jakarta). Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, guru dan aktifis. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serba Guna Rumah Kearifan ini dipandu oleh Ziadatul Husnah, M.Pd. selaku Direktur Rumah Kearifan. Sebelum acara inti dimulai, Dr. Muqowim memberikan pengantar terkait pentingnya menulis dan memproduksi pengetahuan melalui tulisan. Dalam pengantarnya, dosen UIN Sunan Kalijaga ini mengingatkan bahwa wahyu pertama dalam Islam adalah tentang literasi, khususnya membaca. Ketika kita diperintah untuk membaca tentu saja ada yang dibaca, di antaranya dalam bentuk tulisan. Selain itu, budaya baca tulis merupakan peradaban manusia paling tinggi. Ketika terjadi perbedaan pendapat akan dituangkan dalam bentuk tulisan, tidak dalam bentuk lisan apalagi ekspresi fisik.

Sementara itu, Halili Hasan, M.A. dalam kesempatan ini banyak memberikan ilustrasi yang berbasis pengalaman terutama dalam hal kepenulisan. Hal ini membuat peserta mudah menangkap dan terinspirasi sebab ada contoh tulisan yang ditunjukkan. Pada kesempatan ini, Halili Hasan menceritakan pengalaman diundang di beberapa negara seperti Iran hanya karena tulisan yang pernah dia buat dimuat di Harian Kompas. Beberapa contoh lain dia tunjukkan terkait dengan manfaat menulis yang dapat menghasilkan “cuan” tetapi, baginya, ada yang lebih penting lagi untuk diingat bahwa menulis merupakan proses aktualisasi diri. Menulis adalah sebuah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi seseorang. Semakin banyak tulisan yang kita hasilkan, semakin aktual dan eksis diri. Semua yang pernah kita alami dan ketahui dapat dijadikan bahan untuk menulis baik terkait dengan peristiwa besar ataupun momen kecil sehari-hari. Hanya saja, diperlukan ketekunan dan ketelitian untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Kuncinya, semakin kita banyak berlatih maka kita akan semakin terampil dalam menuis.Menanggapi materi yang disampaikan oleh Halili Hasan di atas, salah seorang peserta, guru madrasah, menanyakan tentang cara menulis tentang praktik dan problem pendidikan. Sejauh ini, banyak guru mengalami kesulitan dalam menulis ataupun meneliti sebab mereka lebih banyak disibukkan oleh hal-hal yang bersifat teknis-administratif. Padahal, menurutnya, banyak persoalan yang sebenarnya dapat dijadikan bahan tulisan.

Merespon kegelisahan ini, Halili Hasan mengatakan bahwa pada dasarnya semua guru bisa menulis, hanya saja untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas diperlukan latihan. Kuncinya, guru harus sering berhenti sejenak untuk merefleksikan pengalaman yang dimiliki menjadi poin-poin penting yang bisa ditulis. Yang perlu dilakukan guru juga adalah membuat forum Bersama untuk menghasilkan sebuah tulisan. Karena itu, Halili Hasan, memberikan apresiasi yang tinggi kepada Rumah Kearifan yang mengadakan kegiatan ini sebagai forum refleksi terkait cara menulis dan menghasilkan tulisan yang berkualitas, menginspirasi dan mencerahkan, baik dalam bentuk tulisan populer maupun ilmiah berbasis penelitian.

Di akhir sesi, Ziadatul Husnah, selaku Direktur Rumah Kearifan, menggarisbawahi beberapa hal yang disampaikan oleh pemateri seperti pentingnya selalu menulis, manfaat menulis, dan menciptakan forum bersama untuk berlatih menulis. Menurutnya, Rumah Kearifan sudah beberapa kali mengadakan kegiatan terkait isu kepenulisan. Hal ini menjadi bukti bahwa Rumah Kearifan peduli tentang budaya menulis. Bahkan, siapa pun, boleh mengirimkan tulisan ke Rumah Kearifan untuk dimuat di website. Tentu saja, tulisan yang dimuat yang relevan dengan misi Rumah Kearifan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *