Membaca COVID-19 Sebagai Ayat Kauniyah [3]

Mengisi Hal Positif di Tengah Pandemi
Selama pandemi, banyak hal yang sudah Saya lakukan untuk melakukan hal-hal positif dan produktif. Selain bekerja dari rumah (Work from Home), Saya juga berupaya melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Mengajar yang biasanya dilakukan di kelas, selama wabah dilakukan dari rumah dengan sistem online. Menyampaikan materi sebagai pembicara seminar, pelatihan atau workshop yang biasanya dilakukan secara langsung di depan peserta, selama wabah dilakukan secara online seperti media WA, IG, Webex, Zoom dan Google Meet. Yang pasti selalu ada solusi di tengah pandemi ini. Bahkan, Saya bersyukur kepada Allah, dengan ayat dari Allah berupa COVID-19 ini sebagian besar waktu dihabiskan di rumah. Saya lebih banyak mempererat hubungan anggota keluarga yang selama ini sering ditinggalkan karena sebagai anggota “warga SIMATUPANG”, siang malam tunggu panggilan, akibat banyak melayani aktifitas di luar rumah melalui berbagai forum. Selain itu, dengan berada di rumah, Saya menjadikan momen ini sebagai “kawah candradimuka” untuk mengasah diri dengan banyak membaca buku baik printed books maupun ebooks.

Alhamdulillah banyak hal positif dan produktif yang berhasil Saya lakukan. Dalam hal karya tulis, beberapa artikel berhasil diselesaikan dan dikirimkan di Jurnal Internasional. Ada satu artikel yang dinyatakan dimuat selama pandemi dengan judul “Augmenting Science in the Islamic Contemporary World: A Strategic Attempt at Reconstructing the Future” di Al-Jami’ah Journal of Islamic Studies. Bersama lebih dari 85 pakar pendidikan, Saya juga menyelesaikan tulisan book chapter berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Indonesia” yang telah dilakukan Soft-Launching pada tanggal 2 Mei yang lalu di Universitas Pendidikan Indonesia. Grand-Launching buku setebal 2020 halaman ini akan dilakukan bulan Juni. Bersama para mahasiswa jenjang Magister, selama COVID-19 ini Saya juga berhasil menyelesaikan lebih dari 40 artikel yang di-submit di jurnal ilmiah baik di dalam maupun luar negeri, semua terkait dengan tema pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, maupun tentang sejarah pendidikan Islam. Tentu saja, Saya ikut berpartisipasi menulis bersama para penulis dengan beragam latar belakang melalui buku antologi yang diterbitkan oleh Azkia seperti tentang Moderasi Beragama, Dream, Hope and Pray, artikel pendidikan dan Dear Teacher.

Selama wabah COVID-19, terutama di bulan Ramadan, Saya diminta oleh TVRI untuk memberikan materi yang disiarkan secara live dalam Program Ramadhan #dirumahsaja pada tanggal 11-14 Mei 2020 di TVRI Jogja pada jam 16.30-17.30 dengan tema Pendidikan Karakter Masa Pandemi, Transformasi Diri Era Pandemi, Spiritualitas Pendidikan, dan Pendidikan Menghidupkan Nilai dalam Puasa. Tema-tema tersebut sangat relevan dengan konteks pandemi terutama cara mensikapi wabah ini secara positif dari perspektif pendidikan. Selain itu, Saya juga diminta oleh TVRI Jogja untuk menjadi narasumber online yang membahas tentang cara mengelola marah. Tema ini relevan dengan banyaknya orang yang merasa terdisrupsi dengan adanya COVID-19. Wabah ini terjadi tanpa diduga dan diperkirakan sebelumnya. Dalam bahasa The Godfather of Ambyar, Didi Kempot (almarhum), wabah muncul secara “mak bedunduk dan mak pethungul”. Bagi orang yang mempunyai karakter positif peristiwa tak terduga ini tidak akan tergoyahkan, tapi bagaimana dengan yang mempunyai karakter negatif? Banyak di antara kita yang belum siap dengan disrupsi COVID-19 ini, akibatnya sering mengalami kegalauan, marah, emosi, khawatir dan cemas. Pentingnya kualitas positif ini juga Saya sampaikan dalam acara Khatmil Qur’an dan Ngaji “Ramadhan GTK Madrasah” pada tanggal 22 Mei 2020 dengan tema “Menyambut Hari Kemenangan” yang diselenggarakan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan kementerian Agama RI untuk guru dan tenaga kependidikan se-Indonesia.

“Pentingnya kualitas positif …”

Dr. Muqowim, M. Ag.

Selain hal-hal di atas, alhamdulillah penulis berhasil mengadakan “pesantren terbatas” selama bulan Ramadan bersama lima anggota keluarga yang terdampak COVID-19 yakni siswa dan mahasiswa. Melalui pesantren ini Saya mengajak para “santri” untuk membaca buku dan mereviewnya bersama-sama. Lebih dari 50 judul buku berhasil diulas dalam forum ini. Kebanyakan buku terkait dengan Self-Development atau Soft Skills. Bahkan melalui media ini, buku Saya yang berjudul Kita Semua Istimewa dijadikan bahan refleksi tiap hari terutama setelah shalat Isya dan shalat Subuh. Semua buku tersebut dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk menguatkan diri di tengah pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya ini. Akhirnya, semua peristiwa yang terjadi di sekitar kita pada hakikatnya bersifat netral, yang tidak netral adalah cara kita melihatnya. Ketika kita mempunyai mindset positif, maka semua akan disikapi secara positif juga. Sebaliknya, ketika kita mempunyai mindset negatif, maka setiap langkah juga akan negatif. Yang jelas, Allah swt telah mengirimkan ayat-Nya berupa COVID-19 agar senantiasa dibaca secara positif, membaca dengan kesadaran Tuhan. Dengan wabah ini saatnya kita merefleksikan semua yang kita alami agar terjadi transformasi diri menjadi pribadi yang positif.

“Dengan wabah ini saatnya kita merefleksikan semua yang kita alami agar terjadi transformasi diri menjadi pribadi yang positif. “

Dr. Muqowim, M. Ag.

Artikel ini telah diterbitkan dalam buku “COVID-19

Memulai membaca dari awal “Membaca COVID-19 Sebagai Ayat Kauniyah

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →