Merdeka Belajar dan Critical Pedagogy (6)

Penutup
Salah satu usulan penting dari OECD dan WEF adalah pentingnya transformative competence yang terdiri dari tiga hal yaitu creating values, reconciling dilemmas and tensions, dan being responsible. Ketiga kompetensi transformatif tersebut sesuai dengan merdeka belajar, sebab proses pendidikan seharusnya membiasakan setiap peserta didik mampu menciptakan nilai positif sesuai dengan permasalahan dan tantangan yang dihadapi. Peserta didik harus lebih berorientasi ke masa depan dengan menawarkan banyak solusi alternatif, bukan berorientasi masa lalu yang hanya menyesali dan meratapi masalah. Selain itu, dengan kompetensi transformatif, setiap orang harus mampu menjadi penengah dari setiap ketegangan, dilema dan konflik yang ada. Kemampuan menjadi diri yang merdeka dan otentik menjadikan setiap peserta didik tidak mudah dipengaruhi olehrealitas sekitar, namun mereka mampu mengendalikan realitas sekitar. Dengan18 kompetensi transformatif, setiap orang harus menjadi pribadi yang bertanggung jawab, terutama tanggung jawab terhadap diri dan sekitar. Setiap orang harus mempunyai integritas. Ketika terjadi masalah atau mengalami kegagalan, mereka tidak mudah mencari kambing hitam atau menyalahkan pihak lain.

Pendidikan kritis membiasakan setiap orang menjadi raushan fikr, orang tercerahkan. Enlightened person tidak berarti hanya untuk orang yang berpendidikan formal saja, namun berlaku untuk setiap orang tanpa mempertimbangkan latar belakang seseorang. Ciri utama manusia tercerahkan ada dua yaitu kemampuan memecahkan setiap persoalan yang dihadapi secara mandiri dan kemampuan memberikan alternatif pemecahan dari setiap persoalan yang muncul di lingkungan sekitar. Dalam konteks pendidikan Islam, pedagogi kritis pada dasarnya merupakan salah satu tawaran untuk mengembalikan misi pokok pendidikan sebagai proses pembentuk pribadi muslim yang berkesadaran kenabian, yang mampu menyelesaikan problem diri dan masyarakat sekitarnya. Dia mempunyai karakter humanisasi, liberasi, dan transendensi. Jika misi ini dapat diwujudkan dengan sendirinya kemerdekaan belajar akan terjadi dan diimplementasikan oleh setiap orang. Hanya saja, paradigma pedagogi kritis ini harus dirumuskan secara komprehensif dan sistematis yang mencakup semua komponen pendidikan seperti orientasi pendidikan, desain kurikulum, pendidika, pendekatan pembelajaran, evaluasi, dan kemauan politik pemerintah.

“Tulisan ini telah dimuat dan diterbitkan penerbit dan percetakan Timur Barat Mata Angin Pengetahuan tahun 2020 dalam pengantar buku Pendidikan yang Memerdekakan.”

Rumah Kearifan, 5 Agustus 2020

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →