Perjuangan Mengubah Mindset [2]

Dr. Muqowim, M. Ag.
Rumah Kearifan (House of Wisdom)

Item Blekethek!
Pengalaman kedua berasal dari Bu Nikmatunnur, seorang guru Kimia di MAN Wonosari Gunungkidul. Cerita ini Saya ambil dari buku Success Story di atas. Bu Nikmah, demikian panggilan akrabnya, menjadi guru lebih dari 20 tahun. Dia menghadapi murid yang sangat beragam karakternya. Dia berharap semua  peserta didik mudah ditangani dan memahami apa yang disampaikan. Hanya saja, kenyataan di lapangan tidak seperti yang dia harapkan. Banyak perilaku peserta didiknya yang membuatnya stres dan kadang membuatnya hilang kendali. Ketika dalam kondisi hilang kesabaran tersebut yang terjadi adalah emosi. Tidak jarang dia menunjuk murid yang tidak dia kehendaki tersebut dengan sebutan “Hei, item, item blekethek” [gelap gulita]. Dalam situasi seperti ini Bu Nikmah merasa hambar ketika berada di kelas. Bahkan pernah saking jengkelnya, Bu Nikmah pernah melempar peserta didik dengan sepatu jinjitnya.

Dalam kondisi tersebut bahkan Bu Nikmah tidak merasa bersalah, tidak merasa iba, seakan naluri keibuannya hilang, terlempar bersama sepatunya yang melayang. Menurut pengakuannya, dia seakan lupa dengan tujuan hakiki sebagai seorang pendidik yang mengajar, melatih dan mendidik peserta didik dengan penuh semangat, sabar dan kasih sayang. Katanya, hampir setiap hari dia mengajar peserta didik dengan wajah garang tanpa senyum. Semua kesalahan, menurutnya, hanya berasal dari peserta didik. Dia terkadang malah bangga melihat peserta didiknya ketakutan. Sebenarnya dia sadar bahwa hal tersebut tidak tepat. Dia merasa seperti jadi zombie yang menakutkan bagi peserta didik. Cerita mengajar penuh horor ini pun akhirnya berubah.

Bu Nikmah akhirnya menemukan cara menghadapi peserta didik yang tepat. Dia mulai menyapa setiap peserta didik, tidak hanya di kelas namun juga di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Dia mulai bisa tersenyum menghadapi semua tingkah unik peserta didik. Sedikit demi sedikit semua masalah pembelajaran di kelas dapat diurai dan diselesaikan dengan baik. Bahkan, banyak peserta didik yang datang untuk curhat, sebuah pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini terjadi setelah Bu Nikmah mengikuti pelatihan LVE yang diselenggarakan oleh madrasah atas inisiatif Kepala Madrasah, Pak Andar, ketika itu. Selama dua hari Saya menjadi trainernya. Melalui pelatihan ini semua guru, terutama Bu Nikmah, mulai menyadari pentingnya mengubah sudut pandang tentang karakter, bahwa karakter harus dimodelkan, bukan diajarkan. Misi utama seorang guru bukan mengajar (teaching) namun menyentuh (touching). Semua guru yang mengikuti pelatihan akhirnya menyadari bahwa inti dari pendidikan adalah pendidikan hati dan dari hati. Setelah pelatihan, Saya melakukan pendampingan beberapa kali di MAN Wonosari untuk melihat perubahan nilai secara personal dan institusional.

“…pentingnya mengubah sudut pandang tentang karakter, bahwa karakter harus dimodelkan, bukan diajarkan.”

Dr. Muqowim, M. Ag.

Akhirnya Bu Nikmah menjadi guru yang dirindukan peserta didik. Sebaliknya, dia pun merasa rindu jika lama tidak berjumpa dengan mereka. Perasaan positif ini tidak hanya dirasakan di madrasah namun juga di rumah. Menurut Bu Nikmah, suaminya heran melihat perubahan positif yang dia alami. Dampaknya, keluarga lebih damai dan bahagia. Kata Bu Nikmah, sebagaimana dikutip dalam buku di atas, “Terimakasih Tuhan, Engkau telah kirim tim LVE padaku. Dari merekalah aku lebih tahu dan dapat merasakan bahwa mengajar dengan menghidupkan nilai-nilai dalam diri kita terasa menyenangkan dan indah untuk dilalui. Sungguh nilai-nilai ini anugerah dari Tuhan melalui tim LVE untuk diriku, siswaku dan keluargaku. Nilai-nilai ini akan selalu kuhidupkan agar dapat menjadi guru yang berkarakter dan jadi pelita bagi anak didikku. Sekarang hari-hariku bersama siswa kulalui dengan damai dan bahagia. Semangat siswaku. Maju generasi emasku. Perjuangkan masa depanmu. Jadilah anak yang berguna bagi bangsa dan agama. Sayang pada guru dan orang tua! Mengapa workshop LVE tidak dari dulu ya.”

Lanjutkan membaca “Mengubah watak tidak secepat mengubah watuk

About Muqowim

Pembina Rumah Kearifan (House of Wisdom). Accredited Trainer LVE. Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

View all posts by Muqowim →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *