Urgensi Living Pancasila Values

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, sikap menerima, mengelola dan merayakan fakta keragaman tersebut menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini bagian dari mengamalkan nilai-nilai Pancasila, sebab Pancasila merupakan dasar negara, ideologi dan pandangan hidup dalam konteks berbangsa dan bernegara. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Dr. Muqowim, M.Ag. selaku Pendiri Rumah Kearifan (House of Wisdom) ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Short Course Pendidikan Menghidupkan Nilai Pancasila (SC-PMNP) yang dimulai hari Senin (23 Agustus 2021). Kegiatan yang akan berlangung hingga hari Jum’at (27 Agustus 2021) ini terselenggara atas kerjasama antara Rumah Kearifan (RK) dengan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (Prodi PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Sunan Kalijaga.

Menurut Dr. Muqowim, M.Ag. yang juga sebagai dosen di Program Studi S2 PAI FITK  UIN Sunan Kalijaga ini, di antara dari pemikiran dari kegiatan SC-PMNP adalah membangun kesadaran nilai Pancasila bagi para pendidik dan calon pendidik, baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Menurutnya, dalam konteks berbangsa dan bernegara Pancasila seharusnya dijadikan sebagai pandangan hidup (way of life). Seluruh aktifitas kehidupan berbangsa seharusnya mengacu pada nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tidak cukup hanya dalam konteks lembaga pendidikan saja, namun juga di lingkungan keluarga dan masyarakat, termasuk dalam bersikap di dunia maya.

Kesadaran tentang nilai-nilai Pancasila ini penting dimiliki setiap warga negara sebab Pancasila telah disepakati para pendiri bangsa yang berasal dari berbagai latar belakang sebagai dasar negara dan pandangan hidup untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara yang maju dan sejahtera. Kesadaran tentang nilai-nilai tersebut tidak muncul begitu saja tetapi melalui proses dan tahapan sehingga ada pemahaman, penghayatan dan implementasi nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran nilai tersebut mengantarkan kita pada sebuah komitmen untuk mewujudkan dalam tindakan nyata. Komitmen terhadap nilai ini diuji seiring dengan perkembangan dan tantangan yang berubah secara dinamis termasuk era revolusi industri saat ini. Meskipun demikian, jika tindakan berbasis nilai tersebut terus diulang dan dibiasakan maka akan menjadi sebuah kebiasaan dan karakter.

Karena itu, pembentukan karakter Pancasila memerlukan proses yang tidak instan. Proses ini akan lebih mudah diwujudkan melalui proses pendidikan sebab misi utama pendidikan adalah transfer of values, di samping transfer of knowledge. Karena itu, pendidikan menjadi media paling efektif untuk pembiasaan karakter khususnya karakter Pancasila. Yang perlu direnungkan bersama adalah bahwa proses pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari banyak komponen seperti kurikulum, pendekatan, evaluasi, pendidik, fasilitas, dan lingkungan. Dari berbagai unsur tersebut pendidik menjadi kunci penting dalam keberhasilan proses pendidikan.

Melalui kegiatan ini, seluruh peserta diharapkan mempunyai kesadaran nilai Pancasila yang akan menampilkan diri sebagai living model. Dengan menjadi model Pancasila yang hidup ini diharapkan akan menular ke semua orang di sekitarnya terutama peserta didik. Sebab, seorang pendidik yang belum menampilkan diri sebagai uswatun hasanah dalam ber-Pancasila juga akan berpengaruh terhadap peserta didik. Karena itu, kegiatan ini merupakan bagian penting dari peningkatan kualitas dan kompetensi setiap pendidik dan calon pendidik agar lebih mempunyai kompetensi kepribadian dan sosial perlu terus dilakukan terutama dalam konteks kebangsaan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.