Kegiatan Short Course Pendidikan Menghidupkan Nilai Pancasila (SC-PMNP) yang diselenggarakan oleh Rumah Kearifan (House of Wisdom) atas kerjasama dengan Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari pertama, 23 Agustus 2021, berjalan dengan lancar dan interaktif. Sesi pertama pada hari pertama diisi oleh Toto Purbiyanto, S.Kom., MTI (Direktur Standardisasi Materi dan Metode Formal, NonFormal dan Informal BPIP). Pada sesi ini dia menyampaikan materi tentang “Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa di Era Disrupsi”.
Pria kelahiran Bandung tersebut menekankan bahwa Pancasila merupakan ideologi, dasar negara dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Pancasila adalah milik semua warga yang tinggal di wilayah Indonesia, apa pun latar belakang profesi, agama, etnis, bahasa dan rasnya. Oleh karena itu, semua elemen masyarakat Indonesia seharusnya membumikan nilai Pancasila dengan terlebih dahulu memahami, menghayati dan mengamalkan setiap nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Menurutnya, potensi ancaman terbesar bangsa Indonesia terdiri dari faktor internal dan eksternal, serta cyber–threat. Faktor internal terdiri dari tiga hal yaitu ignorant (sikap masa bodo atau tidak mempedulikan), inequality (ketimpangan), dan identity conflict. Sementara itu, faktor eksternal antara lain berupa globalisasi dan ideologi yang menyimpang seperti radikalisme dan pemahaman transnasional. Akhirnya, cyber–threat terdiri dari banyaknya hoax dan post-truth (berita yang seolah-olah benar bagi kita padahal belum tentu kebenarannya, bahkan dari sumber yang tidak jelas).
Direktur Standardisasi Materi dan Metode Formal, NonFormal dan Informal BPIP ini berharap dengan adanya Short Course ini dapat mencetak agen-agen perubahan atau “livingmodel” nilai-nilai Pancasila yang dapat melakukan transformasi melalui lembaga pendidikan. Terlebih dalam era “internet of things” dan “internet of people” ini, semua penggunaan media sosial untuk diseminasi nilai-nilai positif mendesak dilakukan khususnya melalui dunia pendidikan. Melalui pendidikan akan dihasilkan profil lulusan yang mempunyai kesadaran nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan uraian dari Pak Toto di atas, salah seorang peserta Short Course dari TK Eksperimental Mangunan, Fransisca Mbawo, memberikan apresiasi yang tinggi. Kata Suster Ika, demikian panggilan dia sehari-hari, “Materi [pada sesi ini] dikemas dengan sederhana dan esensial dengan cara penyampaian sangat interaktif, mudah dipahami dan tidak membosankan”. Dia berharap, semua peserta dapat lebih memahami dan [semoga dapat] menerapkan semua materi sesi ini dalam konteks lembaga pendidikan.