Pada hari Selasa, 17 Januari 2023 Dr. Muqowim, M.Ag sebagai narasumber dalam acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) untuk siswa dengan tema “Penguatan Karakter Unggul Berakhlakul Karimah” di Aula MAN 2 Kulon Progo, Gotakan, Panjatan, Kulon Progo. Acara ini dihadiri oleh 87 siswa perwakilan dari pengurus organisasi kesiswaan. Organisasi kesiswaan tersebut antara lain OSIS, MPK, Duta Literasi, Adiwiyata, PIK-R, MIY, dan Ekstrakurikuler MAN 2 Kulon Progo.
Pada kesempatan ini Dr. Muqowim, M.Ag menyampaikan materi tentang menjadi generasi yang unggul. Generasi unggul harus mampu melewati tantangan mutakhir yang sering disebut dengan istilah megashif. Di antara indikator kondisi tersebut adalah perubahan yang terjadi sangat cepat dan masif, situasi yang unpredictable and uncertain, ditambah lagi dengan konteks keindonesiaan yang multikultural. Karena itu, generasi muda yang unggul harus siap menghadapi era disruptif tersebut dengan bijak. Karena masa depan tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dipastikan sehingga apa pun jalan yang akan diambil harus sesuatu yang penting dan bermakna. Menurut Dr. Muqowim, dihadapkan pada situasi tersebut setiap orang sebenarnya dapat mengatasi dan melalui dengan baik sebab Allah menciptakan setiap orang sebagai individu hebat dan istimewa. Allah juga tidak akan memberikan beban masalah di luar batas kemampuan masing-masing. Hal ini sesuai dengan judul buku yang ditulis oleh Dr. Muqowim yaitu “Kita Semua Istimew”. Menurut buku ini setiap manusia diciptakan oleh Allah mempunyai lima kualitas jiwa yaitu Peace, Love, Happy, Power, and Pure.
Selain itu, Dr. Muqowim, M.Ag juga menekankan tentang pentingnya menjadi generasi yang berakhlaqul karimah, salah satunya harus memiliki jiwa yang moderat sebab kita diciptakan di dunia ini beragam latar belakang. Di antara indikator moderat adalah tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (menempatkan sesuatu pada tempatnya), tasamuh (toleransi/terbuka), syura (pengambilan keputusan secara bersama), ishlah (menyelesaikan masalah secara konstruktif, kontributif dan solutif), qudwah (mempelopori hal positif), muwathanah (menjadi warga negara yang baik), al-la’unf (anti kekerasan), dan i’tiraf al-‘urf (ramah terhadap budaya lokal). Menurut Thomas Lickona, semua indikator moderat tersebut harus diketahui secara kognitif (knowing), dihayati dalam hati (feeling), dan dilaksanakan dalam kehidupan (doing). Sebagai penutup Dr. Muqowim, M.Ag mengatakan bahwa berkarakter positif dimulai dari diri sendiri, sekarang, dan di sini.