Founder Rumah Kearifan sekaligus Trainer LVE (Livng Values Education) kali ini menjadi pembicara dalam Workshop Penguatan SoftSkill Pelayanan Publik yaitu beliau Dr. Muqowim, M.Ag. Kegiatan ini diikuti oleh 45 orang perwakilan dari Sekretaris Daerah, Komisi B DPRD Kota Yogyakarta, Kepala kementrian Agama Kota Yogyakarta, Polresta Yogyakarta, KPPD (Samsat) Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Yogyakarta, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dan Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Yogyakarta pada hari Kamis, 21 September 2022 di Hotel Grand Kangen, Jl. Urip Sumoharjo No. 137, Gondokusuman Yogyakarta.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penguatan Softskill bagi pelayan public dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengurus berbagai layanan perizinan dan nonperizinan tanpa harus berhadapan dengan birokrasi yang berbelit melalui MPP (Mal Pelayanan Pablik).
Pada kesempatan ini, Founder Rumah Kearifan yang kerap disapa Pak Muqowim ini, menyampaikan materi tentang Friendliness dan Hospitality yang menjadi salah satu bekal dalam menguatkan SoftSkill Pelayan Publik. Friendliness dan Hospitality memiliki arti yang sama yaitu keramahan, kedua istilah ini biasa digunakan dalam konteks perusahaan atau lembaga. Keduanya, mempunyai makna penting dalam konteks membangun relasi dan komunikasi interpersonal dalam sebuah kelompok atau organisasi. Secara leksikon kata friendliness sering diartikan “the quality of behaving in a pleasant, kind way towards someone”, yang mempunyai arti kualitas berperilaku yang menyenangkan dan baik kepada orang lain.
Ekspresi yang bisa diperlihatkan dari sedikit cuplikan materi di atas dapat ditunjukkan dengan sikap bersahabat dengan masyarakat, memberikan rasa nyaman, proaktif membantu orang lain dan adaptif terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan kata Hospitality lebih dikaitkan dengan perlakuan ramah, penerimaan dengan tangan terbuka dan disposisi (bisa menyelesaikan suatu permasalahan dalam konteks lembaga atau perusahaan).
Sesi terakhir, Dr. Muqowim juga menyampaikan tentang formula dalam menjadi pelayanan publik, diantaranya bersikap ramah-tamah dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya terhadap customer atau bisa disebut keramahan tanpa bersyarat (tulus dan ikhlas). Sikap ramah tanpa syarat harus mulai dibiasakan dan diterapkan agar customer puas, senang, dan nyaman atas pelayanan yang diberikan. Dasar dari penjelasan tersebut karena “energi itu menular”, closing Dr. Muqowim, M.Ag ketika menyampaikan materi ini. Salah satu peserta dari perwakilan Dinas Perindustrian yaitu bu Mira memberikan kesan dengan mengatakan “Saya sangat terkesan dan termovitasi dari materi yang bapak sampaikan tadi untuk bisa memberikan pelayanan yang baik dan ramah terhadap semua masyarakat tanpa membeda-bedakan”