Dr. Muqowim, M. Ag.
Rumah Kearifan (House of Wisdom)
Tujuan hidup yang telah kita buat secara rinci menjadikan kita yakin dalam melangkah dan memprioritaskan hal yang utama. Kita yakin dalam melangkah sebab tujuan tersebut didasarkan pada perenungan yang serius dan mendalam tentang siapa kita, apa yang selama ini kita miliki, apa yang telah kita lakukan, semua kelebihan dan kelemahan yang kita miliki, dan arah hidup mana yang akan kita tempuh. Orang yang sudah mengetahui dan yakin tentang arah tujuan hidup tentu berbeda dengan orang yang belum jelas arah hidupnya. Dengan tujuan hidup yang jelas kita juga mudah membuat skala prioritas. Prioritas artinya kita mendahulukan sesuatu yang kita anggap penting dibandingkan hal lain sebab hal tersebut sesuai dengan arah dan tujuan yang kita buat, sesuai dengan kebutuhan kita. Kita dapat membedakan mana yang penting dan yang tidak penting, mana yang mendesak dan yang tidak mendesak. Semua ukuran penting dan mendesak ini adalah tujuan hidup yang telah kita buat dengan penuh kesadaran.
Orang yang melangkah berdasarkan tujuan hidup lebih berorientasi pada masa depan (future-oriented), bukan masa lalu (past-oriented). Yang lebih dipikirkan adalah bagaimana (how) memilih langkah yang tepat agar tujuan yang telah dibuat dapat diwujudkan. Berbagai ikhtiar dibuat. Ikhtiar mempunyai akar kata yang sama dengan khair yang berarti kebaikan. Karena itu, ikhtiar artinya membuat banyak usaha alternatif yang dapat mendatangkan kebaikan, yang lebih berorientasi pada ketercapaian tujuan yang telah dibuat. Ikhtiar tersebut dibuat berdasarkan tenggat waktu tujuan yaitu jangka pendek, menengah dan panjang. Dalam jangka pendek, daily life activities, ketika akan melangkah, misalnya setelah bangun tidur, kita sudah tahu apa yang akan dilakukan sebab dikembalikan pada tujuan jangka pendek. Jika kita mempunyai core values semangat, maka kita akan membuka dan memulai hari dengan energi semangat, tidak mungkin malas-malasan alias mager. Jika dalam jangka menengah kita ingin menjadi motivator bagi orang lain, misalnya, maka kita pasti melakukan hal-hal yang dapat memotivasi orang lain. Kita tidak mungkin dapat melakukan itu jika kita sendiri tidak mempunyai motivasi dalam melangkah.
Orang yang melangkah berdasarkan tujuan hidup lebih berorientasi pada masa depan (future-oriented), bukan masa lalu (past-oriented).
Dr. Muqowim, M. Ag.
Stephen R. Covey mengingatkan kita tentang pentingnya membiasakan membuat skala prioritas dengan mendahulukan yang utama, penting dan mendesak. Penting artinya sesuai dengan tujuan hidup yang telah kita buat, sedangkan mendesak terkait dengan waktu pelaksanaan, apakah harus segera dilakukan ataukah dapat ditunda dan dibuat rescheduling, meskipun hal tersebut penting sebab terkait dengan tujuan hidup. Terkait dengan hal ini ada empat kuadran yang dapat kita renungkan ketika akan menentukan langkah. Kuadran pertama adalah kegiatan yang termasuk hal penting dan mendesak. Dalam kuadran ini langkah yang kita lakukan adalah mengelola situasi dengan tepat sebab hal tersebut sesuai dengan tujuan hidup dan dari sisi waktu mendesak dilakukan seperti kondisi krisis, gawat, kegiatan yang sudah ada deadline-nya, dan panggilan mendadak yang bersifat genting. Kuadran kedua termasuk penting tapi tidak mendesak. Yang perlu kita lakukan dalam quadran ini adalah tetap fokus pada apa yang kita lakukan agar dapat mencapai tujuan hidup meskipun dari aspek pelaksanaanya masih dapat ditunda sebab belum mendesak, seperti olahraga, berlibur, membangun relasi, melakukan pencegahan, dan melakukan resolusi.
Kuadran ketiga adalah kategori tidak penting tapi mendesak. Dengan kuadran ini kita melakukan hal-hal yang kita anggap tidak sesuai dengan tujuan hidup tetapi dari aspek waktu mendesak dilakukan seperti berinteraksi dengan orang lain, melakukan panggilan, makan, melakukan pertemuan, dan membuat laporan. Dihadapkan pada situasi seperti ini kita bisa mendelegasikan hal-hal tersebut kepada orang lain yang kita anggap relevan dan paham, tidak harus kita yang melakukan. Kuadran keempat adalah hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak. Kategori dalam kuadran ini dari sisi tujuan hidup tidak relevan dan dari aspek waktu juga tidak mendesak. Dihadapkan pada situasi seperti ini kita sebaiknya menghindari kuadran ini sebab hanya akan membuang waktu saja. Kita cenderung akan melakukan sesuatu yang sepele atau remeh. Hal ini hanya dapat kita lakukan jika kita sadar dengan tujuan hidup yang telah dibuat dan mempunyai sense of urgency.
Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan ketika melangkah. Pertama, pertimbangkan dengan cermat apakah langkah yang kita lakukan tersebut penting, sesuai dengan tujuan hidup yang telah kita buat, dan mendesak dari sisi waktu. Kita perlu memperhatikan kembali tentang target waktu pencapaian dari tujuan hidup yang telah kita buat. Sementara itu, dihadapkan pada hal yang bersifat urgen kita perlu mencermati dari aspek dampak atau akibat yang terjadi jika kita tidak melakukannya. Kedua, kita harus dapat memilih dan memilah kegiatan yang akan kita ikuti. Tujuan hidup yang telah kita buat menjadi alat ukur atau indikator untuk memilih dan memilah. Ketiga, kita harus menyadari bahwa tidak semua hal yang telah kita rencanakan berjalan seperti yang kita harapkan. Seringkali ada banyak hal yang tidak kita duga muncul atau terjadi sehingga kita harus cepat bertindak dan membuat keputusan. Kesadaran kita tentang tujuan hidup yang telah dibuat akan diuji dalam situasi seperti ini.
Keempat, kadang langkah yang telah kita ambil tidak berjalan sebagaimana rencana. Dihadapkan pada situasi ini kadang membuat kita putus asa, stres, galau atau patah semangat. Yang perlu kita lakukan adalah berhenti sejenak untuk merefleksikan momen kegagalan tersebut dan mengambil langkah alternatif ke depan. Bahan utama untuk merefleksikan momen tersebut adalah tujuan hidup yang telah kita buat. Terakhir, langkah yang akan kita ambil seringkali melibatkan orang lain sehingga kita tidak cukup hanya mempertimbangkan dan mengandalkan tujuan hidup kita sendiri tetapi harus memahami pihak lain. Karena itu, berpikir bijak sebelum menentukan langkah sangat diperlukan dalam situasi seperti ini. Kita harus menyadari bahwa kita tidak hidup dalam ruang kosong tapi berada dalam konteks yang melibatkan banyak pihak, karena itu menerima, mengelola, dan menghargai entitas lain yang beragam harus kita lakukan agar kita selalu positif dan menebarkan kualitas positif di sekitar kita.